PENDIDIKAN & EKONOMI




Ada asumsi sosial yang melekat pada tiap lapisan masyarakat dimana pendidikan mempengaruhi kesuksesan ekonomi seseorang. Sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang maka orang tersebut cenderung dianggap lebih baik daripada yang lainnya dan lebih memiliki prospek pekerjaan yang lebih baik. Asumsi tersebut menurut saya cukup dapat diterima karena hampir semua orang yang pernah mengenyam pendidikan formallah yang mampu terserap di lahan-lahan pekerjaan. Situasi tersebut memang tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan pemerintah atau perusahaan terhadap sumber daya manusia yang terdidik dan mempunyai skill atau keahlian khusus dalam rangka pengembangan negara atau perusahaan tersebut.

Sehingga menurut saya pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dicapai dengan adanya investasi atau pengembangan pada sumber daya manusia negera tersebut yang salah satunya adalah melalui pendidikan. Sehingga menurut saya negara yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi daripada negara dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.  

Hal ini dapat terjadi karena melalui pendidikan bukan hanya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, tetapi juga merupakan suatu proses pemberdayaan untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu dan meningkatkan tingkat produktivitas masyarakat yang pada akhirnya dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.

Contohnya tingkat pendidikan negara Singapore jauh lebih baik bahkan masuk terbaik di dunia daripada Indonesia. Begitu pula dengan perekonominya yang jauh lebih sukses  daripada Indonesia saat ini.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia membuat berbagai pihak terutama pemerintah berusaha keras untuk memperbaikinya. Sehingga, untuk mengatasi berbagai kekurangan dalam dunia pendidikan Indonesia, pemerintah pun mengupayakan berbagai hal agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa berkembang maju dan merata. Misalnya, dengan memberikan bantuan-bantuan dalam pos pendidikan untuk meringankan biaya sekolah seperti Kartu Indonesia Pintar, dana BOS dan lain sebagianya.

Dalam hal ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 20% dari APBN untuk bidang pendidikan, namun hasilnya belum sebanding dengan apa yang telah dikeluarkan, dan juga telah mencoba mengganti kurikulum pendidikan dengan maksud terciptanya proses transformasi ilmu yang lebih efektif, namun kenyataanya berbanding terbalik dengan apa yang dimaksudkan seperti kurikulum 2013 yang sempat menjadi permasalahan di dunia pendidikan Indonesia. Tak hanya itu saja, kualitas guru pun ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk menambah kemampuan guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada para peserta didik. Selain itu pemerintah juga sudah gencar dalam melakukan pembangungan infrastruktur di daerah-daerah yang masih tertinggal sehingga kualitas pendidiakan dapat tersebar secara merata. Karena pencapaian pendidikan pada semua lapisan masyarakat akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat itu pula.

Sudah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasil yang diharapkan belum juga sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahan dari pemerintah, seluruh rakyat Indonesia juga seharusnya merasa bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi dalam dunia pendidikan sehingga terwujudlah pendidikan yang dicita-citakan bangsa.


DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potensi Daerahku

PENGARUH E-COMMERCE TERRHADAP MASYARAKAT

Neraca Pembayaran